Jurnalis dan Harimau dalam Kandang Besi

TIME INDONESIA PROV. LAMPUNG

- Team

Rabu, 19 Maret 2025 - 18:19 WIB

4052 views
facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Close-up image of an Sumatran tiger in the jungle

Close-up image of an Sumatran tiger in the jungle

Hari-hari ini biarpun ada seribu berita, namun terasa sama. Isinya Seragam. Tak ubah lautan informasi yang serupa birunya. Pembedanya hanya pada nama media-media yang memberitakan. Tak lebih!

Prolog di atas sudah cukup lama menggelitik (tidak) sedikit jurnalis. Pada beberapa kesempatan tak jarang keluhan semacam itu digelindingkan lalu diperbincangkan. Tapi tak lama. Durasi pembahasannya hanya sebatas kopi di gelas tandas. Bubar tongkrongan, usai pula keresahan itu lantaran langsung tertimbun rutinitas redaksional yang menjebak.

Selanjutnya, irama pemberitaan yang ditemui kembali lagi pada fatsun keseragaman. Agaknya, di era reformasi dan demokrasi seperti sekarang, tak diperlukan Soeharto dan Harmoko untuk dapat menyeragamkan isi pemberitaan agar berkesesuaian dengan kehendak penguasa rezim, seperti di masa orde baru lalu. Cukup hanya algoritma google yang terbukti sanggup membikin takluk bertekuk lutut nyaris seluruh redaksi media. Media menghamba pada klik.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT

Segelintir media nasional, sebut saja majalah Tempo, yang menaruh keprihatinan besar terhadap persoalan di atas juga pernah mengeluhkan, di era revolusi digital seperti sekarang, ketika setiap saat kita tenggelam dalam tsunami informasi, jejak sebuah berita menjadi teramat pendek. Berita begitu cepat dirilis, tapi begitu mudah pula dilupakan. Sebuah berita dalam hitungan menit atau malah detik sudah segera tertimbun berita lainnya. Tak pelak, ingatan kita menjadi pendek. Lalu sebuah peristiwa tidak punya umur panjang. Untuk segera dilupakan.

Fenomena ini memperlihatkan bagaimana sebagian besar berita hanya menyentuh permukaan sebuah peristiwa dan yang ditulis tak lebih hanya puncak gunung es yang terlihat oleh semua orang. Tak heran bila kemudian berita-berita yang ada tampak sama. Fungsi pers untuk mengungkap apa yang tersembunyi tak tampak. News Value atau nilai berita melorot drastis. Lalu disusul dengan ikut menurunnya minat atau ketertarikan orang untuk membaca berita. Orang lebih nyaman scrolling, atau malah lebih percaya, dengan TikTok yang bombastis kendati rentan informasi hoaks.

Kalau pun orang “terpaksa” membaca berita, umumnya tak lebih sebatas baca judul. Lebih dari itu, kalau pun agak tergoda, paling banter membaca lead berita. Sebelum akhirnya hengkang berlalu. Sementara para jurnalis yang menulis berita-berita semacam itu sudah petantang-petenteng merasa puas telah menulis berita pendek nan seragam persis baju sekolah. Semua sudah lumrah berlangsung dan dianggap sebagai kelaziman.

Padahal, majalah Tempo berpandangan, perilaku demikian mirip tabiat macan di kebun binatang. Yang terlalu lama dikandangkan dan disuapi, tanpa menyadari kemampuan berburu para jurnalis itu sudah lama tumpul. Petantang-petenteng yang salah kaprah kiranya.

Kalau sudah begini dan salah kaprah itu sudah menjalar kemana-mana, tak perlu heran kalau pihak di luar lingkungan pers memiliki pandangan yang sama kelirunya, atau malah kadar kekeliruannya lebih kental lagi. Memandang nilai produk jurnalistik hanya setara tarif masuk kebun binatang.

Persepsi serupa itu kiranya sudah sangat terasa. Contoh paling mudah untuk ditelaah tengok saja betapa rendahnya nilai apresiasi pemerintah terhadap produk jurnalistik. Mirisnya lagi, tak ada lagi pertimbangan atas news value atau profesionalisme jurnalis. Di mata MoU semua itu tak berlaku.

Malah kalah posisi tawarnya dengan kepiawaian melobi dan kedekatan personal. Kemampuan jurnalistik malah seperti tai kucing yang tidak digubris. Bila perlu disiram saja biar terhalau menjauh. Dan aku pun pada akhirnya ikut lumpuh, bersimpuh menghamba pada keseragaman ini, Wasalam profesionalisme jurnalis.

Berita Terkait

Polsek Mardingding Bersama Forkopimca Gelar Ops Pekat Toba 2025, Sasar Sejumlah Cafe di Lau Baleng Dan Mardingding 
Petugas Gabungan Tertibkan Pusat Pasar Kabanjahe, Lalu Lintas Terpantau Lancar
Kasat Reskrim Polres Tanah Karo : BBM Subsidi Bukan untuk Disalahgunakan demi Keuntungan Pribadi
Polsek Juhar Bersama Koramil 07/JH Cek Lokasi Diduga Tempat Judi, Wujud Komitmen Pemberantasan Tanpa Kompromi
PETUGAS GABUNGAN TERTIBKAN DAN AMANKAN PUSAT PASAR DI KOTA KABANJAHE
Satlantas Polres Tanah Karo Gencar Sosialisasi Cegah Laka Lantas di Terminal Kabanjahe
Penertiban dan Pengamanan Pusat Pasar Kabanjahe Berjalan Lancar
Polsek Mardingding Dukung Penuh MTQ Nasiojal ke 3 Tingkat Kecamatan : Wujud Sinergi Polri Dalam Harkamtibmas

Berita Terkait

Rabu, 31 Juli 2024 - 18:35 WIB

Miris Proyek SPAM Milyaran Di Kabupaten Pesawaran Gagal Mengakibatkan Kerugian Negara

Jumat, 26 Juli 2024 - 22:08 WIB

Pj Bupati Pringsewu Jawab Pemandangan Umum Fraksi DPRD

Selasa, 23 Juli 2024 - 19:01 WIB

Putri Sebelas Tahun Butuh Keadilan Perhatian Khusus Pemerkosaan Anak Dibawah Umur di Kecamatan Sumberejo Terkesan Ditutupi Pihak Pekon

Sabtu, 20 Juli 2024 - 00:30 WIB

Proyek Air Bersih (SPAM) Rp 8 Miliar dari Dinas PUPR Pesawaran Tahun 2022 Gagal

Kamis, 18 Juli 2024 - 23:06 WIB

Camat Sukoharjo Tanggapi Viralnya Pemberitaan Dugaan Korupsi DD, dan Tanah Hibah Pekon Sukoharjo III Barat

Kamis, 18 Juli 2024 - 04:53 WIB

Terobosan Baru Pengelolaan Sampah, Indra Pomi Sekdako Pekanbaru Tinjau Lokasi Pembangunan TPST

Rabu, 17 Juli 2024 - 13:21 WIB

KEJAKSAAN NEGERI PRINGSEWU MUSNAHKAN BARANG BUKTI TINDAK PIDANA YANG TELAH BERKEKUATAN HUKUM TETAP (INKRACHT).

Senin, 15 Juli 2024 - 16:02 WIB

Kabupaten Pringsewu Peroleh 2 Penghargaan Nasional Pada GTTGN XXV di NTB

Berita Terbaru